Aska dan Cintanya yang tertinggal di Jakarta

Sejak kejadian pertemuan dengan Lendra bersama Ismi beberapa bulan yang lalu, Aska akhirnya memutuskan untuk pergi kekampung halamannya Surabaya, dalam perjalanannya tidak henti-hentinya Aska memikirkan bagaimana kelanjutan kisah percintaan Ismi yang amburadul itu

"Akh... kereta yang melaju ini masih saja membuat jantungku terus terguncang,.. andai saja waktu itu Lendra tidak ngotot ingin bertemu gue,..?"

"Akh... untuk apa aku memikirkan perempuan yang sudah tidak lagi memikirkanku, aku seperti pergi kesebuah tempat yang unik hanya untuk kembali lagi ketitik awal... menyebalkan"

"Kalau aku mau, mungkin masih bisa aku dekati Ismi, bersenang-senang kembali seperti tidak pernah terjadi apapun, tapi.. apa mau dikata jika seseorang yang meminta secara baik-baik, apakah aku tidak harus mengabulkannya"

"Mungkin saja Lendra sudah tahu bahwa Ismi mencintainya hanya untuk harta, dan Lendra berfikir harta tidaklah penting selama dia juga masih memilikinya"

"Atau mungkin... Lendra punya maksud terselubung dengan ngotot mempertahankan hubungannya dengan Ismi"

"Atau memang Lendra termasuk pria yang bodoh karena tidak tahu harus berbuat apa lagi jika Ismi tidak ada disampingnya.."

Sesekali Aska juga memejamkan mata bukan karena rasa kantuk melainkan hanya sekedar menenangkan hatinya yang gundah karena pikirannya selalu melayang entah kemana

Aska yang sedari tadi melamun sambil melihat deretan sawah dan pemandangan hijau dari balik kaca jendela di gerbongnya mulai merasakan benar-benar kantuk, sedangkan AC di gerbong Aska berada semakin dingin, membuat dingin hati Aska mengingat semuanya

Tidak terasa sudah berapa lama Aska melamun dan Kereta yang ditumpangi Aska telah masuk ke stasiun Semarang Tawang, berhenti sejenak untuk mengambil penumpang yang juga menuju Surabaya

Aska yang sedari Stasiun Cirebon telah duduk sendiri kini seorang lelaki paruh baya duduk disampingnya, saling sapa tanda kesopanan orang Indonesia

Beberapa saat kemudian keretapun kembali melanjutkan perjalananya, namun sepanjang perjalanan rupa-rupanya pria paruh baya memperhatikan tingkah Aska yang gelisah,

"Mau ke Surabaya juga nak..?"  tanya pria paruh baya dengan basa-basi yang basi

"Iyalah mau ke Surabaya... masa ke hutan.. lah setelah Semarang langsung pemberhentian terakhir Surabaya...aduh Bapak ini"  Jawab Aska didalam hatinya makin geram

"Okh... iya pak.. bapak ke Surabaya pulang kampungkah?"  Balas Aska mencoba sopan

"Okh..tidak nak, bapak cuma mau menengok anak yang lagi sakit, kangen bapaknya katanya..."  Jawab Pria paruh baya santai

Tanpa diberikan kesempatan bicara lagi, si pria paruh baya menceritakan tentang sedikit hidupnya, Aska awalnya agak malas mendengarkan pria paruh baya ini bercerita namun menjadi tertarik ketika pria paruh baya ini menceritakan soal percerainnya dan anaknya yang kini ikut dengan ibunya

Penyesalan si pria paruh baya karena dahulu pernah menelantarkan istri dan anaknya, memukulnya jika marah akibat pengaruh alkohol, apalagi bisnisnya telah gulung tikar yang membuat istrinya semakin uring-uringan yang akhirnya berdampak dengan perceraian bawah tangan

Sesunguhnya pria paruh baya ini masih tidak rela istrinya meninggalkannya pulang kerumah orangtuanya di Surabaya bahkan menyesal mengapa kedua orang tua paruh baya tersebut ikut-ikutan menentukan nasib pernikahannya, seperti anak kecil yang diatur

Cerita pria paruh baya tersebut membuat Aska kembali teringat dengan kisah hidup Ismi, betapa hingga saat ini Ismi hanya bisa melihat anaknya atau bertemu dengan anaknya hanya satu bulan sekali itupun jika Ismi sedang memegang uang lebih

Jika tidak Ismi biasanya hanya terus memandangi foto atau video yang selalu ia rekam ketika bisa berjumpa dengan anaknya, Aska pernah bertemu dengan anaknya Ismi, pernah menggendongnya dan bermain superman-superman, jika ada uang lebih Aska juga suka mencoba menitipkannya untuk Anaknya Ismi sekedar jajan

Tanpa disadari air mata Aska menetes, ternyata ia pernah memiliki kisah yang sangat begitu bahagia sepanjang hidupnya, kisah yang mungkin belum pernah dirasakan oleh teman-teman sebayanya... hati Aska semakin kecut ingin kembali ke Jakarta hanya untuk menemui Ismi dan anaknya, tapi apa mau dikata Ismi tidak memilihnya

"Loh.. kamu kok berkaca-kaca.."  Tanya Pria paruh baya keheranan

"Akh tidak apa pak... hanya teringat seseorang.."  Jawab Aska dengan senyum kecil menahan sesak didadanya

"Jangan-jangan kamu juga bernasib sama seperti saya ya..?"  Jawab Pria paruh baya lirih

"hahahah... tidak pak... tidak, tapi saya teringat seseorang yang saya sangat sayangi tapi tidak bisa saya puluk lagi.. lagipula saya belum menikah.." Jawab Aska menahan malu

kemudian Aska tanpa sadar menceritakan semua yang terjadi dalam hidupnya baru-baru ini, bahkan ini seperti sebuah acara talk show curhat-curhatan yang tayang disalahsatu televisi swasta

"Kadang kamu mungkin harus bisa menerima kenyataan, atau mungkin juga sebetulnya kamu berjodoh..! tapi tidak sekarang, kamu menginginkan saat ini tapi jika yang maha kuasa menginginkan nanti saja.. ya kamu harus terima nak, apalagi jika yang maha kuasa mengatakan tidak!"  Jawab Pria paruh baya sedikit memberikan nasihatnya

"Iya pak... kalau memang jodoh toh gak kemana-mana kan ya...heheheh"  balas Aska dengan sedikit tawa kecilnya

Merekapun terlibat percakapan yang menarik sepanjang perjalanan, sesekali mereka saling istirahat, tanpa mereka sadari selama perjalanan sudah terjalin pertemanan

Beberapa jam kemudian,
Waktu di jam tangan kanan Aska sudah menunjukan pukul 17.45 WIB perkiraan sampai di Surabaya Gubeng seharusnya pukul 18.23 WIB tapi ini Indonesia bukan Jepang yang selalu tepat waktu tanpa kehilangan satu detikpun jadi kemungkinan sekitar pukul 19.00 WIB atau lebih baru sampai di Surabaya.

Benar saja dugaan Aska, Indonesia memang bukan Jepang yang serba tepat waktu, pengalamannya bisa pergi ke Jepang satu bulan yang lalu adalah buah usaha menabung Aska yang gila-gilaan bahkan seharusnya Aska bisa pergi ke Jepang bersama Ismi sebagai kejutan tapi semua itu sepertinya hanya angan

Pria paruh baya dan Aska selanjutnya berpisah meninggalkan cerita dibenak mereka masig-masing, betapa hidup bisa benar-benar membuatnya gila.

Aska di Surabaya akan menginap dirumah sahabatnya sambil mencari kerja dan kemudian kembali ngekos, Aska memang bukan orang Surabaya dia hanya pernah sempat tinggal di Surabaya 3 tahun dan kini kerabat dekat yang di Surabaya semuanya sudah pindah ke Jogyakarta

Perjalanan menuju rumah sahabatnya membuat ia sedikit melupakan Ismi di Jakarta, karena Aska dijemput langsung oleh mereka bukan hanya satu sahabat tapi tiga sahabatnya sekaligus, ini benar-benar menyenagkan.

Ketika waktu sudah hampir pagi Aska mencoba membaringkan di atas kasur yang sudah disediakan entah mengapa ia ingin sekali membuka Facebook miliknya, padahal Aska sudah sangat jarang membuka FB

Aska tercengang ketika membaca status yang ditulis Ismi, status yang membuatnya khawatir betapa Ismi seperti selalu disalahkan atas apapun.

Aska tidak habis pikir mengapa sampai saat ini Ismi masih saja betah bersama Lendra hanya demi harta, atau sesuatu yang entahlah apa itu.

Ingin sekali Aska menghubunginya entah itu menggunakan Apps Chat atau menelphone langsung untuk sekedar menayakan "Apakah kamu baik-baik saja" seperti yang biasa ia lakukan dahulu yang kemudian berakhir dengan pertemuan, makan-makan, keliling jakarta atau sekedar duduk-duduk di taman melihat langit malam yang penuh bintang berkelip

Cerita hal-hal lucu dan menarik serta masa depan yang selalu mereka berdua dambakan, cerita cinta seperti lingkaran emas raja kera yang tidak akan pernah pergi kemana-mana atau sekedar saling meninggalkan

Hati Aska makin sesak dan makin gelisah tapi Aska mencoba untuk tidak peduli, ini adalah pertama kalinya bagi Aska untuk tidak perduli terhadap Ismi sejak awal mereka kenal di Sebuah toko buku ketika Aska akan membeli sepatu kerja yang baru

Betapa kisah di gunung Papandayan yang Aska pikir adalah awal dari semuanya untuk menuju tingkatan yang lebih tinggi lagi telah pupus begitu saja dengan pengakuan Ismi yang membuat Aska ingin menyerah dengan hidupnya

Pada akhirnya Aska hanya bisa menulis tentang perasaanya di Blog miliknya, berharap Ismi membacanya dan menyapanya.? meski hanya sekedar say hallo....

Malam sudah semakin larut dan hampir pagi, Sahabatnya sudah tertidur pulas dengan suara dari tenggorokannya seperti kambing yang akan dikurban, suara ngorok yang mengerikan sedikit membuat Aska tertawa geli, sebuah kelucuan hadiah kecil dari Tuhan saat hati Aska benar-benar gundah.

Aska mematikan Laptopnya dan mencoba untuk merebahkan tubuhnya, berdoa kepada yang maha kuasa agar Ismi selalu dilindungi dari niatan busuk orang-orang serakah dan tidak tahu malu, terus berdoa dalam hati dengan sedikit air matanya menetes dan terus dipejamkan berharap semua terlewati dengan baik hingga pagi menjelang.



Dari Novel COFFEE TUESDAY
 Bag.F
"Ada Kamu di Hal 145"

Selengkapnya akan ada / segera di jual di nulisbuku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Biasakan untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar, anda sekolah bayar, jadi untuk apa anda sekolah jika racawan anda begitu jorok dan kasar